MUSEUM FATAHILLAH, SEJARAH DIBALIK GEMERLAP IBU KOTA

Ratusan warga berdatangan mengunjungi Museum Fatahillah kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Selasa (17/05). Museum ini memiliki daya tarik tersendiri karena bukan hanya menjadi tempat wisata, namun bisa menjadi sarana edukasi bagi pengunjung khususnya bagi pelajar dan mahasiswa.


MUSEUM FATAHILLAH, SEJARAH DIBALIK GEMERLAP IBU KOTA

Mendengar kota Jakarta kita akan langsung terbayang suasana kota metropolitan dengan hiruk pikuk kemacetan, dan gedung-gedung pencakar langit. Namun jika kita pergi ke sebelah barat Ibu Kota Indonesia ini, kita akan menemukan tempat dengan suasana yang berbeda. Kawasan Kota Tua itulah nama daerahnya. Kawasan ini merupakan saksi bisu perkembangan sejarah kota Jakarta dari masa Kerajaan Padjadjaran sampai masa penjajahan Belanda dan Jepang. Di Kawasan Kota Tua kita akan disuguhkan dengan gedung-gedung peninggalan masa penjajahan yang beberapa di antaranya dijadikan museum. Museum Fatahillah adalah salah satu di antaranya yang menyimpan banyak peninggalan-peninggalan penting dalam sejarah Kota Jakarta bukan hanya bisa dijadikan sebagai sarana rekreasi namun bisa menambah wawasan pengunjung akan nilai-nilai sejarah Kota tersebut.
Museum Fatahillah menyajikan kita berbagai macam pameran, mulai dari sejarah perkembangan pembangunan Kota Jakarta yang kita tahu mengalami beberapa pergantian nama. Dimulai dari ketika awal berdirinya kerajaan Padjadjaran nama Jakarta adalah Sunda Kelapa kemudian datanglah Raden Fatahillah dan mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527 dan tanggal tersebut sekarang diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Namun setelah kedatangan Belanda nama Jayakarta diubah menjadi Batavia. Nama Jakarta mulai digunakan ketika masa penjajahan Jepang. Bukan hanya itu di dalam Museum Fatahillah kita akan menemukan banyak benda-benda menarik seperti Prasasti Ciaruteun, Prasasti Batu Tulis, patung Raden Fatahillah, koleksi benda-benda kuno dan masih banyak lagi.
Museum Fatahillah ini terdiri dari tiga lantai. Pada lantai pertama ketika masuk kita akan disuguhkan dengan tulisan-tulisan yang menjelaskan sejarah pembangunan kota Jakarta, dan Prasasti-prasasti bekas peninggalan Kerajaan Padjadjaran dan kerajaan lainnya. Di lantai ke dua kita akan menemukan berbagai macam barang-barang tang terbuat dari kayu yang umurnya sudah puluhan bahkan ratusan tahun yang masih kokoh bertahan sampai sekarang  misalnya lemari kayu yang ukurannya sangat besar hampir menutupi seluruh bagian dinding museum, meja bundar, kursi, pembatas dinding dan lain sebagainya. Di bagian bawah kita akan menemukan penjara bawah tanah yang pada masa dulu Pangeran Diponegoro pernah dipenjara di tempat tersebut.
Menghabiskan waktu liburan mengunjungi Museum yang satu ini tidak akan membuat kita menyesal, pasalnya selain bisa menambah wawasan kita akan sejarah yang paling penting adalah kita tidak perlu merogok kocek dalam-dalam karena biaya masuk ke dalam museum ini terbilang murah apalagi bagi pengunjung yang berstatus pelajar atau mahasiswa akan diberikan diskon. Maka dari itu jika Anda sekalian bingung mencari destinasi liburan yang menarik juga edukatif, Anda bisa mengajak keluarga dan sahabat untuk datang ke Museum ini.
Share on Google Plus

About Me intan dalam sejarah

Nama saya Rizal Saeful Azhar tinggal di Kp. Sukamenak RT 04/03, Desa Margamukti, Kec. Pangalengan Kab. Bandung, Prov. Jawa Barat, 40378. Status saya saat ini sebagai Mahasiswa STKIP Persatuan Islam Bandung Jurusan Pendidikan Sejarah. Rekan-rekan bisa menghubungi saya lewat No. Ponsel 083151919236, Email rizalazhar8@gmail.com, PIN BB 5ACOED57.

0 komentar:

Post a Comment