Sumber :www.google.com |
PERADABAN ISLAM DI INDIA
Delhi adalah ibu kota
kerajaan-kerajaan Islam di India sejak tahun 608 H/1211 M (kecuali beberapa
kali dalam waktu yang tidak lama, yaitu ketika ibu kota pindah ke Dawlatabad,
Agra, dan Lahore) sampai kerajaan Mughal runtuh oleh Inggris pada tahun 1858.
Sebagai ibu kota kerajaan-kerajaan Islam, Delhi juga menjadi pusat kebudayaan
dan peradaban Islam di anak benua India. Kota ini terletak dipinggir Sungai
Jamna. Sebelum Islam masuk kesana, Delhi berada dibawah kekuasaan keturunan
Johan Rajput. Tahun 589 H (1193 M), kota ini ditakklukan oleh Qutb Al-Din Aybak
dan tahun 602 H (1204 M) ini dijadikan ibu kota kerajaan tersendiri olehnya.
Dinasti Mamluk ini berkuasa sampai tahun 689 H (1290 M), kemudian diganti oleh Dinasti Khalji (1296-1316 M),
setelah itu Dinasti Tughlug (1320-1413 M). Babur, raja Mughol pertama, merebut
Delhi dari tangan Dinasti Lodi. Setiap dinasti islam memperluas kota itu dengan
mendirikan “kota-kota” baru di Delhi semula, yaitu kota yang berada didalam
benteng Lalkot. Delhi sekarang mencakup semua kota-kota itu. Semuanya dikenal
sebagai “Tujuh Kota Delhi”.[1]
Dinasti
Mamluk mendirikan sebuah menara yang tingginya 257 kaki, dikenal dengan nama
menara “Qutb Manar”, bukan saja sebagai tempat azan tetapi juga sebagai tugu
kemenangan dan sebuah masjid dengan nama masjid “Qutb Al-Islam”. Mamluk juga
memperluas tembok kota Hindu itu dengan apa yang dikenal dengan kota Kil’a Ray
Pithora. Inilah “kota” pertama dari tujuh kota Delhi tersebut.
Dinasti
Khalji menambahkan bangunan masjid dengan atap yang indah dan beberapa menara
lagi. Kesebelah Barat, dinasti ini memperluas benteng Lalkot yang lama dengan
maksud mempertahankan kota dari serangan bangsa Mongol. Dengan demikian, ia
memindahkan ibu kota ke Siri, sekitar 2 Km dari yang pertama. Inilah kota yang
kedua. Didalam kota, dinasti ini mendirikan sebuah istana megah tesendiri.
Sementara itu, raja pertama Dinasti Tughlug
mendirikan Tughlughabad, sekitar 8 km disebelah timur Kil’a Ray Pithora,
yang kemudian dijadikannya sebagai pusat pemerintahan tahun 720 H/1320 M. Di
Tengah Tughlughabad didirikan istana, masjid, perumahan, perkantoran, dan
jalan-jalan yang dikelilingi benteng
yang kuat. Dinasti ini juga membangun jalan-jalan ditinggikan, membentuk
pita disebelah tenggara, untuk memelihara air danau. Muhammad ibn Tughlug juga
melaksanakan sebuah proyek raksasa, yaitu mendirikan Adilabad yang kemudian
dikenal dengan kota Jahanpanah. Hal yang sama juga dilakukan oleh Fairuz
Tughlugh dengan mendirikan kota Fairuzabad, sekitar 3 km sebelah barat laut
kota yang kemudian dikenal dengan Syahjahanabad.
Setelah
Delhi dihancurkan oleh tentara Timur Lenk, kekuasaan raja-raja yang
berkedudukan di Delhi merosot tajam. Ketika itulah dinasti lodi mengambil kota
Agra sebagai ibu kota, sementara Delhi menjadi kota yang kurang penting. Kota
Agra itu pula untuk pertama kalinya menjadi ibu kota kerajaan Mughal, ketika
Babur mengalahkan dinasti Lodi. Delhi baru menjadi ibu kota kerajaan Mughal
pada masa Humayun (1530-1556), seorang raja yang cinta ilmu. Dia wafat karena
terjatuh dari tangga perpustakaannya, Din Panah. Raja Mughal lainnya, Syah
Jehan (1628-1658) mendirikan kota Syahjahanabad. Inilah kota terakhir dari
tujuh “kota” itu.
Sumber :www.google.com |
Setiap
dinasti islam yang berkuasa di India dan menjadikan Delhi sebagai ibu kotanya,
seakan mereka berlomba-lomba untuk membangun dan memperindah istana, benteng,
masjid, madrasah, dan makam. Di Delhi dan sekitarnya, banyak berdiri makam-makam
megah, bukan saja makam para penguasa Islam, tetapi juga makam-makam para wali.
Kalau saja Timur Lenk tidak menghancurkan kota Delhi, tentu akan banyak sekali
bangunan mewah dan indah yang dapat disaksikan. Delhi Islam yang dapat
disaksikan sekarang adalah Delhi yang hanya dibangun oleh kerajaan Mughal.
Kerajaan
Mughol di India
Dinasti
Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Dinasti Syafawi. Jadi, di antara
tiga kerajaan besar Islam tersebut kerajaan inilah yang termuda. Dinasti Mughal
bukanlah kerajaan Islam pertama di anak Benua India. Awal kekuasan Islam di
wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Umayyah.
Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan
Muhammad ibn Qasim.[2]
Pada
fase disintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India di
bawah pimpinan Sultan Mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil menaklukan
hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian
masyarakatnya.[3] Setelah
Dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti mamluk (1206-1290
M), Khalji (1296-1316 M), Tughlug (1320-1412 M), dan dinasti-dinasti lain.[4]
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1530 M) salah satu cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar
Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya
ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukan
Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada saat itu. Pada mulanya,
ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari raja Safawi, Ismail
I akhirnya berhasil menaklukan Samarkand
tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia
menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan.
Setelah
satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut
Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibina oleh
sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa
kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi kepemimpinan di tingkat
pusat menjadi ajang perebutan, gerakan sparatis Hindu di India Tengah, Sikh di
belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam.
Pada
masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintahan pusat memang sudah muncul,
tetapi dapat diatasi. Pemberontakan itu bermula dari tindakan-tindakan
Aurangzeb yang dengan keras menerapka pemikiran puritanisme. Setelah iya wafat,
penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi problema yang
ditinggalkan.
Sumber :
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Wah suka banget sama tulisannya, by the way kalau tmen-tmen mau nyari info ttg islam dengan prespektif lain, bisa nih kunjungin website kami di Islam Santuy
ReplyDelete