BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebagai kita telah maklum bahwa
ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil penelitian yang sistematik atas fakta-fakta
mengenai bidang0bidang tertentu. Para ahli sosiologi mempelajari
struktur-struktur dan proses-proses kehidupan sebagai suatu keseluruhan, dan
karenanya memerlukan suatu pendekatan yang berlainan dari pada ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya yang dikaitkan dengan satu dan lain aspek kehidupan sosial
yang terbatas.
Kita tahu sosiologi merupakan suatu
ilmu yang masih muda, walau telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak
manusia mengenal kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses
pergaulan hidup. Oleh karena itu perlunya kita mengetahui lebih dalam bagaimana
sejarah awal munculnya ilmu sosiologi dari masa awal kemudian perkembangannya
sampai tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perkembangan ilmu sosiologi
serta apa saja karya-karta yang telah mereka buat. Dalam makalah ini akan
dipaparkan pembahasan mengenai hal-hal tersebut
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.2.1
Bagaimana Sejarah Perkembangan
Sosiologi?
1.2.2
Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan
penting dalam perkembangan Ilmu Sosiologi?
1.2.3
Apa saja teori atau karya yang digagas
oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu Sosiologi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah:
1.3.1
Untuk mengetahui sejarah perkembangan
Sosiologi
1.3.2
Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang
berperan penting dalam perkembangan Ilmu Sosiologi
1.3.3
Untuk mengetahui teori atau karya yang
digagas oleh tokoh-tokoh dalam Ilmu Sosiologi
1.4 Manfaat
1.4.1
Memberikan pengetahuan lebih mendalam
mengenai meteri sejarah perkembangan sosiologi
1.4.2
Dapat menganalisis latar belakang
munculnya ilmu sosiologi
1.4.3
Mengetahui teori-teori dalam ilmu
sosiologi dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sosial.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Sosiologi
2.1.1
Sejarah
Istilah Sosiologi
Pada tahun 1838, istilah Sosiologi
sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis,
bernama August Comte tahun dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa
karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus
mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya
membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap
tahap peradaban manusia. Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana
perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya
masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut
disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan
besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile
Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin (semuanya
berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam
pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan
Sosiologi.
Kata sosiologi pertama digunakan
oleh Auguste Comte orang Prancis pada tahun 1838 dalam bukunya yang berjudul Positive Philosophy hingga Comte umumnya
dianggap bapak sosiologi. Seorang warga negara Prancis bernama Herbert Spencer
pada tahun 1978 mengembangkan teori yang diberi nama “Evolusi Sosial” dimana
setelah teori tersebut diterima masyarakat kemudian di tolak, namun sekarang
diterima kembali dalam bentuk yang berbeda, Spencer menggunakan teori Darwin
dalam masyarakat manusia.
Émile Durkheim — ilmuwan sosial
Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Emile memperkenalkan
pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen
sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial. Pada tahun
1895 Emile Dukheim menerbitkan buku Rules
of Sociological Metodologi of Sociological method yang menguraikan
metodologi tentang bunuh diri pada berbagai kelompok masyarakat atau penduduk.
Dukheim adalah salah satu pelapor terkemuka dalam mengembangkan sosiologi.
Pada tahun 1876 di Inggris Herbert
Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi
organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu
organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain. Karl
Marx memperkenalkan pendekatan Materialisme
Dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari
perubahan dan perkembangan masyarakat. Max Weber (1864-1920) memperkenalkan
pendekatan Verstehen (pemahaman),
yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi
penuntun perilaku manusia. Weber percaya bahwa metode-metode yang digunakan
dalam Ilmu Pengetahuan Alam tidak bisa digunakan untuk menguji persoalan dalam
ilmu sosial.
Pada tahun 1890-an mata pelajaran
sosiologi mulai dimunculkan diberbagai universitas. Pada tahun 1895 jurnal
sosiologi Amerika mulai diterbitkan pada tahun 1909 didirikan American Sociological
Industrialisasi. Kemudian seorang Amerika yang bernama Laster Word menerbitkan
sebuah buku berjudul Dynamic Sociology
di dalam buku itu menganjurkan suatu kemajuan sosial melalui aksi sosial yang dibimbing
oleh ahli sosiologi.
2.1.2
Sejarah
Perkembangan Sosiologi
Sosiologi termasuk ilmu yang paling
muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial yang ada. Sosiologi juga bersumber
dari filsafat. Filsafat merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan (mater scientarium) semua ilmu
pengetahuan yang kita ketahui selama ini . Filsafat pada masa itu mencakup pula
segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Makin berkembangnya zaman dan
tumbuhnya peradaban manusia, berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung
dalam filsafat mulai memisahkan diri dan berkembang menurut tujuan
masing-masing.
Astronomi (ilmu tentang
bintang-bintang) dan Fisika (ilmu alam) merupakan cabang-cabang filsafat yang
pertama kali memisahkan diri. Kemudian, diikuti oleh ilmu Kimia, Biologi, dan
Geologi. Pada abad ke-19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu Psikologi
(ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia) dan Sosilogi (ilmu
yang mempelajari masyarakat). Dengan demikian, timbullah sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan yang di dalam proses pertumbuhannya dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu
kemasyarakatan lainnya, seperti Ekonomi dan Sejarah.
Pemikiran terhadap masyarakat dan
lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan
sosiologi, pertama kali terjadi di Benua Eropa. Banyak usaha dilakukan manusia
baik bersifat ilmiah maupun nonilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
dan berdiri sendiri. Beberapa faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah
meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Sosiologi di Amerika Serikat
dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan sosial manusia dan
sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh kejahatan,
pelanggaran, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik, peperangan, dan
masalah sosial lainnya.
Banyak ahli sepakat bahwa faktor
yang melatar belakangi kelahiran sosiologi adalah adanya krisis yang terjadi di
dalam masyarakat. Laeyendecker, misalnya mengaitkan kelahiran sosiologi dengan
serangkaian perubahan di bidang sosial politik. Perubahan berkenaan dengna
adanya reformasi Marthin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya ilmu
pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, terjadinya
Revolusi Industri pada abad ke-18, serta terjadinya Revolusi Prancis.
Pada abad ke-19 seorang filsuf
bangsa Prancis bernama Auguste Comte, telah menulis beberapa buku yang berisi
pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia berpendapat bahwa
ilmu pengetahuan mempunyai urutan-urutan tertentu berdasarkan logika. Setiap
penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk mencapai tahap akhir,
yaitu Ilmiah. Oleh sebab itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian
terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang
berdiri sendiri. Dari kondisi tersebut, diartikan bahwa sosiologi adalah ilmu
pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil akhir dari perkembangan
ilmu pengetahuan. Sosilogi lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, sosiologi didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang
telah dicapai oleh ilmu pengetahuan lainnya.
Lahirnya sosiologi tercatat pada
tahun 1842, tatkala Auguste Comte menerbitkan buku berjudul Positive-philosophy. Beberapa pandangan
penting yang dikemukakan oleh Auguste Comte adalah "hukum kemajuan
manusia" atau "hukum tiga jenjang", Menurut pandangan ini,
sejarah akan melewati tiga jenjang yang mendaki. Ketiga jenjang tersebut adalah
:
1.
Jenjang
Teologi
Pada jenjang ini, manusia mencoba
menjelaskan gejala disekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang besifat
adikodrati (diluar kodrat alam)
2.
Jenjang
Metafisika
pada jenjang ini, manusia mengacu pada
kekuatan-kekuatan metafisi atau abstrak.
3.
Jenjang
Positif
pada jenjang ini, penjelasan gejala alam
ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah.
Setengah abad setelah Herbert
Spencer mengembangkan suatu sistematika penelitian masyarakat dalam bukunya
yang berjudul Priciples of Sociology,
istilah sosiologi menjadi lebih populer. Berkat jasa Herbert Spencer pula,
sosiologi akhirnya berkembang dengan pesat. Sosiologi berkembang dengan pesat
pada abad ke-20, terutama di Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat walaupun arah
perkembangannya di ketiga negara tersebut berbeda satu sama lain. Sosilogi
kemudian menyebar ke berbagai benua dan negara-negara lain termasuk Indonesia.
2.1.2.1 Kronologi Sejarah Perkembangan
Sosiologi
Sosiologi lahir sejak manusia mulai
bertanya tentang masyarakat, terutama tentang perubahannya. Ratusan tahun
sebelum masehi, pertanyaan tentang perubahan masyarakat sudah muncul. Namun,
sosiologi dalam pengertian sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir
belasan abad kemudian. Berikut ini kronologi sejarah perkembangan ilmu
sosiologi.
1.
Perkembangan
Awal
Para pemikir Yunani Kuno, terutama
Sokrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu
saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa
mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak
terelakkan. Anggapan tersebut terus dianut semasa Abad Pertengahan (abad V
Masehi sampai akhir abad XIV Masehi). Para pemikir, seperti Agustinus, Avicenna
(Ibnu Sina), dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus
diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana manusia
tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi pada
masyarakat. Pertanyaan (mengapa bisa begini atau mengapa bisa begitu) dan
pertanggungjawaban ilmiah (buktinya ini atau itu) tentang perubahan masyarakat
belum terpikirkan pada masa itu.
2.
Abad
Pencerahan (Rintisan Kelahiran Sosiologi)
Sosiologi modern berakar pada karya
para pemikir Abad Pencerahan; abad XVII Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam
penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan
membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat. Pandangan
itu harus juga berciri ilmiah. Artinya perubahan yang terjadi dalam masyarakat
harus dapat dijelaskan secara masuk akal (rasional); berpedoman pada akal budi
manusia. Caranya dengan menggunakan metode ilmiah. Francis Bacon dari Inggris,
Rene Descartes dari Prancis, dan Wilhelm Leibnitz dari Jerman merupakan
sejumlah pemikir yang menekankan pentingnya metode ilmiah untuk mengamati
masyarakat.
3.
Abad
Revolusi (Pemicu Lahirnya Sosiologi)
Perubahan pada Abad Pencerahan
membawa perubahan revolusioner sepanjang abad XVIII Masehi. Perubahan itu
dikatakan revolusioner karena struktur (tatanan) masyarakat lama dengan cepat
berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas tampak
dalam Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga
revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia. Hal ini wajar mengingat kawasan Asia
dan Afrika ketika itu sedang menjadi daerah koloni Eropa.
Pada Revolusi Amerika, koloni
Inggris di Amerika Utara ini membentuk negara republik yang demokratis.
Pemerintahan jenis ini baru pertama kali muncul saat itu, ketika kebanyakan
negara membentuk pemerintahan monarki. Gagasan tentang kedaulatan rakyat
(rakyat yang berkuasa) dan pentingnya Hak Asasi Manusia (semua orang
bermartabat sama) telah mengubah susunan serta kedudukan orang dan kelompok
dalam masyarakat.
Pada masa Revolusi Industri muncul
kalangan baru dalam masyarakat, yaitu kaum kapitalis yang memiliki modal untuk
membuat usaha, serta kaum bangsawan dan rohaniwan yang sebelumnya lebih
berkuasa mulai disaingi kaum kapitalis yang mengandalikan ekonomi. Kemudian,
muncul kesadaran akan hak asasi manusia dan persamaan semua orang di hadapan
hukum yang mengakibatkan terjadinya Revolusi Prancis. Pada saat itu, rakyat
menggulingkan kekuasaan bangsawan yang dianggap bersenang-senang di atas
penderitaan rakyat lalu membentuk pemerintahan yang lebih demokratis.
Revolusi-revolusi ini menyebabkan
berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat. Tatanan yang telah berusia
ratusan tahun dalam masyarakat diobrak-abrik dan dijungkirbalikkan. Perubahan
ini tidak jarang disertai peperangan, pemberontakan, dan kerusuhan yang membawa
kemiskinan dan kekacauan. Karena itulah, para ilmuwan tergugah untuk mencari
cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui
sebab dan akibatnya. Tujuannya, agar bencana yang terjadi akibat perubahan
dalam masyarakat bisa diantisipasi dan dihindari.
2.2 Tokoh-tokoh Sosiologi dan Karyanya
2.2.1
Auguste
Comte (1789-1857)
Auguste Comte, seorang Prancis,
merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama member nama pada ilmu tersebut
(socius dan logos). Dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua
bagian pokok, yaitu social statistic dan social dynamic. Sebagai social
statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan timbale
balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebagai social dynamic, meneropong
bagaimana lembaga-lembaga itu berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang
masa. Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif
dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara
pelbagai masyarakat yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah :
1.
The
Scientific Labors Necerssary for Reorganization of Society
(1822);
2.
The
Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840);
3.
Subjective
Synthesis (1820-1903).
2.2.2
Herbert
Spencer (1820-1903)
Dalam bukunya The Principles of Sociology ( 3 jilid, 1877), Spencer menguraikan
materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Dia mengatakan bahwa objek
sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik,agama,pengendalian social dan
industry. Dia juga menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti hubungan timbale
balik antara unsure-unsur masyarakat seprti pengaruh norma-norma atas kehidupan
keluarga, hubungan antara lembaga polotik dan lembaga keagamaan. Hasil karya
yang terkenal lainnya :
1.
Social
Statistic (1850);
2.
Principles
of Psychology (1955);
3.
Principles
of Biologis (2 jilid, 1864 dan 1961)
4.
Principles
of Ethics (1893)
2.2.3
Emile
Durkheim (1858-1917)
Menurut Emile Durkheim, sosiologi
meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses social. Dalam
majalah sosiologi, ia mengklasifikasikan pembagian sosiologi atas tujuh seksi,
yaitu:
1.
Sosiologi umum yang mencakup kepribadian
individu dan kelompok manusia.
2.
Sosiologi agama
3.
Sosiologi hukum dan moral yang mencakup
organisasi politik, organisasi social, perkawinan dan keluarga.
4.
Sosiologi tentang kejahatan
5.
Sosiologi ekonomi yang mencakup
ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja
6.
Demografi yang mencakup masyarakat
pedesaan dan perkotaan
7.
Sosiologi estetika
Hasil karyanya yang terkemuka :
1.
The
Social Division of Labor (1893)
2.
The
Rules of Sociological Method (1895)
3.
The
Elementary Forms of Religious (1912)
2.2.4
Max
Webber(1864-1920)
Max Webber, seorang Jerman,
berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelaah
sebab-sebab terjadinya interaksi social. Max juga terkenal dengan teori ideal typus,
yaitu merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat
digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat. Karya
yang ditulisnya antara lain :
1.
The
History of Trading Companies During the Moddle Ages
(disertasi,1889)
2.
Economy
and Society (1920)
3.
Collected
Essays on Sociology of Region (3 jilid, 1921)
4.
Collected
Essays on Sociology and Social Problems (1924)
5.
From
Max Webber : Essays in Sociology (1946)
6.
The
Theori of Social and Economic Organization (1947)
7.
Alex
Webber on The Methodology of Social Sciences (1949)
2.2.5
Charles
Horton Cooley (1864-1929)
Seorang Amerika, Charles Horton
Cooley, mengembangkan konsepsi mengenai hubungan timbale balik dan hubungan
yang tidak terpisah antara individu dengan masyarakat. Coooley dalam
mengemukakan teorinya terpengaruh aliran romantic yang mengidamkan kehidupan
bersama, rukun, damai, sebagaimana dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang
masih bersahaja. Hasil-hasil karyanya :
1.
Human
Nature and Social Order (3 jilid,1902)
2.
Social
Organization (1909)
3.
Social
Process (1918)
2.2.6
Pierre
Guillaurne Frederic Le Play (1806-1882)
Le Play mengenalkan suatu metode
tertentu di dalam meneliti dan menganalisis gejala-gejala social, yaitu dengan
jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta social dan analisis induktif.
Kemudian ia juga menggunakan metode case study dalam penelitian-penelitian
sosial. Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat menghasilkan dalil bahwa
lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan dan hal ini mempengaruhi
organisasi ekonomi, keluarga, serta lembaga-lembaga lainnya. Karangan-karangan
yang pernah di buatnya:
1.
European
Worker (1855);
2.
Social
Reform in France (1864)
3.
The
Organization of The Family (1871)
4.
The
Organization of Labor (1872)
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
· Pada
tahun 1838, istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama
kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun dan kemudian dikenal
sebagai Bapak Sosiologi.
· Émile
Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai
disiplin akademis.
· Pada
tahun 1895 Emile Dukheim menerbitkan buku Rules
of Sociological Metodologi of Sociological method yang menguraikan
metodologi tentang bunuh diri pada berbagai kelompok masyarakat atau penduduk.
Kronologi
Sejarah Perkembangan Sosiologi
· Perkembangan Awal
Para pemikir Yunani Kuno, terutama
Sokrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu
saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa
mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak
terelakkan.
· Abad Pencerahan (Rintisan Kelahiran
Sosiologi)
Sosiologi modern berakar pada karya para
pemikir Abad Pencerahan; abad XVII Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam
penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan
membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat.
· Abad Revolusi (Pemicu Lahirnya Sosiologi)
Perubahan pada Abad Pencerahan membawa
perubahan revolusioner sepanjang abad XVIII Masehi. Perubahan itu dikatakan
revolusioner karena struktur (tatanan) masyarakat lama dengan cepat berganti
dengan struktur yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas tampak dalam
Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi Prancis, Ketiga revolusi itu
berpengaruh ke seluruh dunia.
Tokoh-tokoh
Sosiologi dan Karyanya
· Auguste Comte (1789-1857)
Karyanya
antara lain: The Scientific Labors
Necerssary for Reorganization of Society (1822); The Positive Philosophy
(6 jilid 1830-1840); Subjective Synthesis (1820-1903).
· Herbert Spencer (1820-1903)
Karyanya
antara lain: Social Statistic
(1850); Principles of Psychology
(1955); Principles of Biologis (2
jilid, 1864 dan 1961), Principles of
Ethics (1893).
· Emile Durkheim (1858-1917)
Hasil karyanya yang terkemuka : The Social Division of Labor (1893), The Rules of Sociological Method (1895), The Elementary Forms of Religious (1912).
· Max Webber(1864-1920)
Karya yang ditulisnya antara lain :The History of Trading Companies During the
Moddle Ages (disertasi,1889), Economy
and Society (1920), Collected Essays
on Sociology of Region (3 jilid, 1921), Collected
Essays on Sociology and Social Problems (1924), From Max Webber : Essays in Sociology (1946), The Theori of Social and Economic Organization (1947)
· Charles Horton Cooley (1864-1929)
Hasil-hasil karyanya : Human Nature and Social Order (3 jilid,1902), Social Organization (1909), Social
Process (1918).
· Pierre Guillaurne Frederic Le Play
(1806-1882)
Karangan-karangan yang pernah di buatnya: European Worker (1855); Social Reform in France (1864); The Organization of The Family (1871); The Organization of Labor (1872)
3.2 Saran
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
masyarakat. Oleh kerana itu setiap orang harus mempelajarinya demi terciptanya
masyarakat yang mengerti dan paham bagaimana untuk berperan dalam masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Fahdisjro.
2014. Sejarah Perkembangan Sosiologi. [Online].
Tersedia: http://www.fahdisjro.com/2014/09/sejarah-perkembangan-sosiologi.html.
[25
Desember 2015]
Terimahkasih artikel nya sangat bermanfaat
ReplyDeletepekenalkan nama saya Robiyun 1722500111 dari kampus Stmik atmaluhur pangkal pinang
kunjungi website kampus saya (https://www.atmaluhur.ac.id)